BANDUNG (Antara): Meksi belum memberikan `lampu hijau` untuk pembiayaan seluruh sektor pertanian dan agribisnis, Perbankan Syariah Jawa Barat memberikan sinyal pembiayaan untuk petani kedelai hitam dan jagung, demikian dilaporkan Jumat . "Sampai saat ini belum seluruh sektor pertanian dan agribisnis mendapat pembiayaan. Namun beberapa bank syariah telah menggarap pembiayaan untuk petani kedelai hitam dan jagung," kata Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jawa Barat, Kusuma Ari Kusumanto di Bandung.
Ia mengakui, pemberian kredit pertanian untuk petani kedelai hitam dan jagung itu selain dilakukan oleh bank syariah juga dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). "Pemberian kredit syariah untuk petani kedelai hitam dan jagung itu lebih banyak dilakukan oleh BPRS. Sebagian juga memberikan pembiayaan kada petani padi," katanya. Ia mengakui, pembiayaan untuk sektor pertanian dan agribisnis masih cukup rentan karena faktor cuaca dan faktor alam lainnya.
Rachmat mencontohkan, untuk produksi padi sangat tergantung kepada cuaca dan hama. Bila terjadi kekeringan atau serangan hama yang tidak bisa diprediksi, maka otomatis pengembalian pinjaman akan terhambat. "Meski demikian bank syariah komitment untuk mendukung program pemerintah untuk memberikan pembiayaan ke sektor pertanian dan agribisnis, namun tentunya dilakukan bertahap dan selektif," katanya.
Dikatakannya, posisi asset bank syariah hingga Desember 2007 mencapai Rp4,073 triliun. Pengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp3,14 triliun dan pembiayaan sebesar Rp2,838 triliun dengan NPF atau NPL sebesar 5,83 persen. "Pertumbuhan bank syariah meningkat signifikan, 70 persen pembiayaan disalurkan ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sisanya kredit konsumer," ucapnya. Rachmat menyebutkan, market share bank syariah hingga akhir Desember 2007 sebesar tiga persen. Pihaknya mentargetkan peningkatan market share pada 2008 menjadi lima persen.
Ia mengakui, pemberian kredit pertanian untuk petani kedelai hitam dan jagung itu selain dilakukan oleh bank syariah juga dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). "Pemberian kredit syariah untuk petani kedelai hitam dan jagung itu lebih banyak dilakukan oleh BPRS. Sebagian juga memberikan pembiayaan kada petani padi," katanya. Ia mengakui, pembiayaan untuk sektor pertanian dan agribisnis masih cukup rentan karena faktor cuaca dan faktor alam lainnya.
Rachmat mencontohkan, untuk produksi padi sangat tergantung kepada cuaca dan hama. Bila terjadi kekeringan atau serangan hama yang tidak bisa diprediksi, maka otomatis pengembalian pinjaman akan terhambat. "Meski demikian bank syariah komitment untuk mendukung program pemerintah untuk memberikan pembiayaan ke sektor pertanian dan agribisnis, namun tentunya dilakukan bertahap dan selektif," katanya.
Dikatakannya, posisi asset bank syariah hingga Desember 2007 mencapai Rp4,073 triliun. Pengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp3,14 triliun dan pembiayaan sebesar Rp2,838 triliun dengan NPF atau NPL sebesar 5,83 persen. "Pertumbuhan bank syariah meningkat signifikan, 70 persen pembiayaan disalurkan ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sisanya kredit konsumer," ucapnya. Rachmat menyebutkan, market share bank syariah hingga akhir Desember 2007 sebesar tiga persen. Pihaknya mentargetkan peningkatan market share pada 2008 menjadi lima persen.
---
Latihan & Perundingan: www.alfalahconsulting.com
Perunding, Pensyarah & Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com
Perunding, Pensyarah & Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com
Pelaburan Saham Amanah Islam: www.islamic-invest-malaysia.com
No comments:
Post a Comment