Terkini

Friday, 1 August 2014

Indonesia: Pendidikan Ekonomi Islam Penting Diberikan Sejak Dini


Jakarta - Mengutip komentar Syaikh Musthafa al-Ghalayaini, seorang ulama Mesir, dalam kitabnya ‘idzotun nasyiin bahwa anak adalah tokoh di masa mendatang. Anak akan menjadi generasi dan tokoh penting di masanya, maka ia harus dibiasakan sejak dini dengan pola pikir dan tingkah laku yang positif dengan pendidikan yang baik dan berkualitas. Sebab kepribadian seorang anak tergantung pada bagaiamana orang tuanya dalam mendidik. Anak diibaratkan sebuah fotografi yang dapat mengambil gambar setiap pemandangan dengan beraneka warna. Artinya seorang anak yang masih dalam usia labil dengan mudah berkarekter seperti apa yang ia jumpai di dalam kehidupannya. Dia dapat berkarakter dan bertingkah laku baik maupun buruk sesuai dengan apa yang ia dapati dalam pendidikan keluarganya maupun dalam pergaulannya dengan teman-temannya. 

Dari sinilah peran pendidikan keluarga sangat urgen sekali membentuk pribadi seorang anak. Tanpa kita pungkiri bahwa setiap karakter kepribadian seorang anak tergantung pada pendidikannya di usia dini. Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa anak merupakan bentuk amanah yang dianugerahkan Allah pada kedua orang tuanya. Hatinya bersih sebersih mutiara, bening tanpa tercampuri ukiran dan gambar apa pun. Bilamana orang tua mendidik anaknya dengan ucapan yang baik, perilaku yang baik, pola pikir dan ilmu maka ia pun akan menjadi seorang yang berkarakter dan berjiwa baik, berprinsip dan penuh kejujuran.

Orang tua dalam mendidik anaknya menjadi anak yang baik dan berkualitas tidak cukup hanya dengan memberikan materi, mengajarkan kebaikan, dan menunjukkan pada hal-hal yang baik begitu saja, tetapi orang tua harus memberi contoh dengan berprilaku baik pula pada anak-anaknya, memberi tauladan qur’ani dan berlemah lembut serta punya sifat kasih sayang. Jika anaknya melakukan kesalahan, orang tua tidak langsung memarahinya di depan umum tetapi memberi pemahaman dengan kasih sayang. Pola pendidikan semacam ini lebih melekat dalam hati setiap anak, sebab anak lebih dapat berprilaku seperti perilaku yang dicontohkan kedua orang tuanya.

Dalam keseharian, orang tua dituntut untuk mengajarkan dan sekaligus menerapkan nilai kesederhanaan hidup, tidak terlalu boros dan tidak terlalu kikir. Orang tua juga wajib mengajarkan mana yang halal dan mana yang haram, mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan agar seorang anak mempunyai karakter soleh dan dapat membedakan mana yang sesuai dengan prinsip hati nuraninya dan tidak terjerumus pada tindakan yang merugikan dunia dan akhirat. Sebab, bilamana anak itu tahu tentang mana yang bahaya, seperti hukum haramnya riba dalam praktik perekonomian, niscaya dia akan lebih berhati-hati dan menjauhinya. 

Disiplin ilmu ekonomi Islam atau yang kita kenal dengan sebutan ekonomi syariah menjadi kewajiban setiap muslim untuk mengetahui dan mempraktikkannya dalam dunia nyata. Tidak hanya menjadi sebuah teori melainkan menjadi sebuah kewajiban yang harus diterapkan dan dipraktikkan dalam keseharian. Hal ini mustahil akan terwujud tanpa adanya fasilitas pemahaman, pengetahuan tentang ekonomi syariah yang notabene bersumber dari wahyu Ilahi yang menjunjung tinggi asas keadilan dan kesejahteraan, dan tanpa adanya kontribusi orangtua, guru dan lembaga-lembaga lainnya yang berkomitmen kuat memajukan ekonomi syariah pada jiwa anak bangsa ini sejak dini.

Ala kulli hal, pendidikan ekonomi usia dini sangat membantu membangun karakter seseorang menjadi pribadi yang Islami, membiasakan diri bermuamalah dengan praktik yang sesuai syariah, tidak melakukan kecurangan dan tindakan korupsi dalam berbisnis.


(Detik Ramadhan / 01 Ogos 2014)
---
Latihan & Perundingan: www.alfalahconsulting.com 
Perunding & Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com 
Pelaburan Saham Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.com 
Islamic Unit Trusts Investment: www.islamic-invest-malaysia.com

No comments:

Post a Comment