SOLO, 27 Sep 2013, suaramerdeka.com - Bank Indonesia (BI) mendorong perbankan syariah lebih kompetitif, efisien, memenuhi prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah secara baik serta memberi kemanfaatan secara optimal bagi masyarakat luas dan ekonomi nasional.
Dorongan itu disampaikan Kepala Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia (BI) Panca Hadi Suyatna ketika membuka acara "Expo iB Vaganza" di Solo Grand Mall (SGM), Jumat (27/9). Kegiatan tersebut adalah yang keempat dari delapan event yang direncanakan oleh BI dan bekerja sama dengan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo).
Menurut dia, salah satu tantangan penting dalam pengembangan perbankan syariah adalah perlunya upaya meningkatkan pemahaman dan preferensi masyarakat untuk menggunakan perbankan syariah. "Ini merupakan usaha yang tidak mudah karena perlu dilakukan secara konsisten dan kesinambungan," kata Panca.
Dalam dua dekade pengembangan perbankan syariah, lanjut dia, telah banyak kemajuan yang dicapai. Secara basional saat ini aset yang dikelola 11 bank umum syariah, 24 unit usaha syariah serta 160 BPR syariah telah melebihi angka Rp 200 triliun. Dan selama sepuluh tahun terakhir industri perbankan syariah tumbuh rata-rata 30 hingga 40 persen per tahun. Sedang pangsa pasarnya mencapai 4,67 persen.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pendapatan masyarakat yang terus meningkat serta kebutuhan pembiayaan di berbagai sektor usaha yang masih banyak belum terpenuhi oleh lembaga keuangan yang ada merupakan potensi besar bagi perbankan syariah untuk terus bertumbuh dan bertambah besar.
"Selain untuk sosialisasi, kegiatan iB Vaganza ini juga untuk menawarkan berbagai program berbagai bank syariah yang menjadi peserta pameran kepada para pengunjung," jelasnya.
Ketua Asbisindo Soloraya, Khabib Soleh menambahkan, perbankan syariah merupakan salah satu industri keuangan perbankan yang lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Menurut dia, salah satu instrumen yang membuat bank syariah tahan krisis adalah sistem perbankan yang tidak terpengaruh dengan kebijakan-kebijakan moneter dari pihak otoritas. Misalnya, bunga pembiayaan yang stabil karena sistem bank syariah hampir sama dengan jual beli.
"Saat suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate naik, angsuran kredit debitur tidak naik. Sebab, angsuran flat dan berbeda dengan bank konvensional yang selalu mengikuti perkembangan acuan suku bunga. Potensi dan keunggulan bank syariah inilah yang tidak dimiliki perbankan umum," jelas dia.
---
Pelaburan Saham Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.com
Islamic Unit Trusts Investment: www.islamic-invest-malaysia.com
Islamic Unit Trusts Investment: www.islamic-invest-malaysia.com
No comments:
Post a Comment