Terkini

Tuesday, 14 April 2015

Kajian Ilmu Ekonomi Islam Masih Belum Populer


Fakta menunjukan kajian ilmu ekonomi Islam sampai saat ini masih jauh dari harapan umat Islam sendiri. Bahkan persoalan mendasar seperti pengertian apa sebenarnya ilmu ekonomi Islam masih ramai diperdebatkan. 

Itulah salah satu kesimpulan yang ďapat diambil dari uraian panjang Akhmad Akbar Susamto Ph.D. saat menyampaikàn materi dalam Workshop Penelitian Ilmu Ekonomi Islam di Sekolah Pasca Sarjana UGM baru-baru ini.

Padahal, menurut pemateri yang juga Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM,  Akhmad Akbar Susamto, kajian tentang ilmu ekonomi Islam pernah sangat populer dikalangan akademisi pada tahun 1970 an. Kala itu kalangan akademisi sangat berharap kajian ilmu ekonomi Islam dapat menjadi cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. "Banyak yang berharap kajian ilmu ekonomi Islam menjadi cabang ilmu ekonomi yang sejajar dengan ilmu ekonomi konvensional," katanya.

Sayangnya, harapan kalangan ekonom dan akademisi Islam itu sedikit demi sedikit memudar hingga mengalami stagnansi. Bahkan masalah-masalah mendasar belum selesai diperdebatkan. "Kalau ada forum kajian ekonomi Islam, sebagian besar pembicaraan hanya berkisar tentang zakat, wakaf atau bank muammalat. Masih minim ekonom muslim yang berkomentar tentang subsidi BBM, BPJS atau pengentasan kemiskinan melalui perspektif Islam dengan dukungan data riset," kata Akhmaď Akbar Susamto. 

Problematika mendasar kajian ilmu ekonomi Islam antara lain mencakup pengertian tentang Islamic economics, Islamic economy dan Islamic economy system. "Masalahnya, sampai saat ini ekonom atau akademisi muslim tidak memiliki visi yang jelas tentang Islamic economy," kata Akhmad Akbar Susamto. "Dan karena tidak memiliki visi yang jelas maka kita memiliki kecenderungan ingin tampil beda saja," imbuhnya. Tak heran seringkali kita menemukan istilah-istilah semacam islamic economy, islamic banking dan sebagainya.

Selain itu ada juga kecenderungan para ekonom muslim yang terjebak mengikuti alur pemikiran ilimu ekonomi konvensional. "Meskipun pada awalnya mengkritik teori-teori ilmu ekonomi konvensional (kapitalis dan sosialis) namun para ekonom muslim tidak menawarkan solusi nyata untuk mengatasi masalah ekonomi," tutur Akhmad Akbar Susamto.

Terkait dengan problematika kajian ilmu ekonomi Islam, Akhmad Akbar Susamto menegaskan bahwa kesadaran akan adanya masalah tersebut merupakan satu kemajuan. "Dengan menyadari adanya suatu masalah maka itu adalah sebuah langkah maju menuju perbaikan," kata Akhmad Akbar Susamto.


(Kedaulatan Rakyat Onine / 11 April 2015)
---
Latihan & Perundingan: www.alfalahconsulting.com 
Perunding & Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com 
Pelaburan Saham Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.com 
Islamic Unit Trusts Investment: www.islamic-invest-malaysia.com

No comments:

Post a Comment