Terkini

Friday 10 April 2015

Ekonomi Islam Digital Mulai Menggeliat

Nilai ekonomi Islam digital diperkirakan berlipat ganda menjadi US$ 30 miliar pada tahun 2018. Hal ini didukung meningkatnya belanja konsumen pada layanan syariah di Timur Tengah.

Realitas ini menghilangkan pandangan Islam tidak sesuai dengan dunia modern. Seperti diketahui, sektor ekonomi inti Islam seperti makanan, wisata, fashion, perjalanan, farmasi, kosmetik, perbankan telah tumbuh dua digit.
Seperti dikutip dari Zawya, Senin, 6 April 2015, Konsultan Manajemen yang berbasis di Inggris Deloitte Touche Tohmatsu mengharapkan berbagai variasi segmen digital tersebut tumbuh bersama-sama.
"Belanja konsumen Muslim pada layanan digital Islami di sektor tersebut, dengan didorong oleh tingginya konsumsi media digital, kemungkinan akan berkembang sebanyak 25 sampai 30 persen di sebagian besar wilayah ekonomi Islam pada tahun 2015 dan seterusnya," katanya dalam sebuah laporan tentang teknologi, media dan prospek telekomunikasi di Dunia Arab.
Sementara Bahrain tetap menjadi pemimpin keuangan syariah, Dubai masih terus berusaha menjadi pusat keuangan syariah. Hal ini akan menambah sisi digital industri syariah.
Selain menjadi pusat keuangan syariah, Dubai juga ingin menjadi magnet bagi industri produk halal. Termasuk menjadi pusat wisata syariah yang ramah keluarga dan menarik pengusaha sebagai platform bisnis syariah seperti fashion, arsitek, seni dan pendidikan.
Dubai menawarkan lebih dari 100 juta pengguna internet, dan penetrasinya mencapai 35-40%, dengan lebih dari 100% berbasis ponsel. Penetrasi smartphone di wilayah ini sekitar 20-30% dan infrastruktur broadband yang kuat di beberapa bagian wilayah berarti ada dasar untuk membangun platform digital yang kuat.
Deloitte mencatat bahwa layanan digital Islami selama dua tahun terakhir telah mengalami perkembangan baru seperti munculnya majalah gaya hidup online Islami, fashion blog dan aplikasi solusi gaya hidup Islami.
Inovasi lain seperti masjid pintar - yang memungkinkan jamaah untuk berinteraksi dengan masjid menggunakan perangkat mobile dan kode respon cepat - menjanjikan meskipun masih dalam tahap awal pengembangan.
Namun Deloitte belum melihat ketertarikan pemain besar seperti Google dan Yahoo! untuk menyediakan layanan digital Islami.
Perbankan syariah dan takaful (asuransi syariah) berbasis internet adalah semua segmen yang diharapkan mendapatkan dorongan, karena kaum muda yang melek internet di kawasan ini sedang mencari jasa keuangan baru yang modern.
Namun, layanan digital Islami menghadapi tantangan pendanaan yang signifikan. Meskipun ada minat yang kuat dalam teknologi, media dan telekomunikasi, namun hanya ada sedikit perusahaan modal ventura di wilayah ini yang fokus pada layanan digital Islami. Hal ini menyiratkan adanya kesenjangan yang besar dalam ruang yang perlu diisi.
Contohnya adalah imhalal.com - mesin pencari yang terinspirasi oleh Google - ditutup karena kekurangan dana. Meskipun mampu menarik sekitar 10 juta kunjungan dan 70 juta permintaan pencarian.
"Ada sesuatu yang secara struktural salah dengan iklim investasi di wilayah MENASA. Startups teknologi benar-benar diabaikan," pengembang imhilal.com mengatakan di situs mereka.
"Kemajuan teknologi hampir tidak ada di Timur Tengah karena tidak ada yang mendukung para inovator dalam membangun berbagai macam teknologi untuk berbagai industri.

(Dream.CO.ID / 06 April 2015)
---
Latihan & Perundingan: www.alfalahconsulting.com 
Perunding & Motivator: www.ahmad-sanusi-husain.com 
Pelaburan Saham Amanah Islam: www.unit-amanah-islam.com 
Islamic Unit Trusts Investment: www.islamic-invest-malaysia.com

No comments:

Post a Comment